gravatar

Kisah Cinta Seorang lesbi dengan seorang gay

Seorang lesbi bertemu dengan seorang gay, di sebuah gerbong kereta kelas ekonomi, menuju Jakarta. Awalnya mereka tak bertegur sapa, hanya saling pandang, kemudian memalingkan wajah masing-masing ke luar jendela. Tak ada percakapan apalagi bersentuhan, hanya mata yang beradu tanpa perasaan dan emosi.

Suatu kali, tanpa sengaja, si Lesbi menginjak kaki si Gay, waktu itu kereta demikian padatnya hingga kaki kiri tak bisa menginjak lantai gerbong. Si Lesbi tak kuat menahan kakinya, akhirnya dia daratkan ke lantai, menginjak kaki si Gay.

“Aduh, auw!”, teriak si Gay.
“Maaf, tak sengaja”, bela si Lesbi.

Sejak itu mereka pun mulai membuka pembicaraan, tanya-tanya kerjaan, tempat tinggal, hingga asal daerah. Setelah itu, mereka pun mulai berani bertanya tentang pasangan masing-masing.

“Kalau boleh tau, putra kamu berapa”, tanya si Lesbi.
“Aku belum punya, masih sendiri”, jawab si Gay singkat.
Dengan perasaan bersalah si Lesbi berkata, “Maaf Mas, saya pikir Mas sudah menikah”.
“Belum, meski usiaku 40″, balas si Gay.
“Aku tak bisa punya pasangan”, lanjut si Gay lagi
Sebelum si Lesbi bertanya lebih lanjut, si Gay sudah menjawab lagi,
“Aku tak suka perempuan, aku tak mau menyakiti perasaan mereka”.
Si Lesbi terdiam, lalu melanjutkan pertanyaannya, “Kenapa tak suka?”
“Gak punya hasrat, aku lebih suka pada si Johnny, tetangga sebelahku”, jawab si Gay
Si Lesbi tersenyum simpul mendengar jawaban si Gay.

Sebelum si Lesbi melanjutkan pertanyaannya lagi, si Gay sudah keburu bertanya.
“Kalau kamu sendiri gimana?”, tanya si Gay.
“Aku juga belum menikah, dan tak bakal menikah, walau usiaku 35″, jawab si Lesbi.
“Kenapa?”, tanya si Gay lagi.
“Sama seperti kamu, aku tak punya hasrat pada laki-laki, aku benci mereka”, jawab si Lesbi ketus dan emosi.
“Berarti kamu benci aku dong”, tanya si Gay kembali.
Si Lesbi menatap si Gay dengan serius, kemudian tersenyum dan berkata,
“Tidaklah, aku tak membencimu, kamu berbeda dengan laki-laki lain”.

Persahabatan itu terus berlanjut, dan demi menutupi orientasi masing-masing, mereka pun menikah. Kenapa mereka bisa seperti itu? Si Gay pernah dipaksa bercinta oleh pamannya sendiri saat masih duduk di bangku SMP. Dan si Lesbi pernah diperawani oleh bapaknya sendiri saat berusia 15 tahun. Kini mereka menjadi orang terpandang di negeri tercinta ini, dan menjadi rahasia mereka berdua.
[fiksi.kompasiana.com]