tips putuskan pacar
Putus. Mungkin kata yang paling ditakuti ketika kamu sedang menjalin hubungan asmara dengan seseorang. Tidak hanya diputuskan yang bisa membuat kita stress dan frustrasi, tapi demikian pula ketika kita menjadi pihak yang memutuskan hubungan.
Bagaimana kita tahu apakah hubungan kita dengan si dia sudah tak ada harapan lagi ? Kapan kita tahu kalau kita harus mengakhiri hubungan tersebut? Berikut ini adalah hal-hal yang bisa membantumu memutuskan apa yang harus kamu lakukan. Apakah hubungan tersebut menyiksa? Apakah kamu ingin keluar dari hubungan itu karena membuatmu merasa tidak enak? Apakah pacarmu seringkali mengecewakanmu atau membuatmu merasa rendah diri misalnya dengan kata-kata pedasnya?
Jika hatimu mengatakan bahwa situasi hubunganmu sudah tidak sehat, maka kamu harus mendengarkannya. Apakah hubungan tersebut destruktif? Apakah hubungan itu merusak bagian-bagian lain dalam hidupmu? Apakah kamu menjadi tiba-tiba sering betengkar dengan keluargamu dan meninggalkan teman-temanmu?
Jika ya, maka hubunganmu tersebut bisa menghancurkan dirimu sendiri. Cepatlah keluar ! Apakah kamu khawatir akan citramu? Apakah ada sesuatu yang membuatmu merasa pacarmu itu tak pantas untukmu? Apakah teman-temanmu suka mengejeknya karena sesuatu hal tertentu (misalnya gaya pakaian, wajah, rambut, dll)? Jika ya, kamu perlu untuk berpikir lebih mendalam. Takut kalau citramu di depan publik memburuk karena bersamanya lalu memutuskannya, hal itu bisa jadi keputusan yang bakal kamu sesali.
Apakah orangtuamu tak setuju? Orangtua bisa keberatan akan pacar anaknya dengan berbagai alasan. Bagaimana pun juga, kamu tetap harus mendengarkan apa pendapat mereka sebelum mengambil keputusan apapun. Orangtua terkadang bisa melihat apa yang tidak bisa kamu lihat. Namun jika alasan mereka betul-betul tidak logis, kamu harus bisa mengungkapkan argumen-argumen yang tepat. Apakah kalian menjadi berubah karena menginjak dewasa?
Ya, hal ini bisa terjadi. Bahkan hubungan yang paling kokoh sekalipun bisa berakhir hanya karena hal sederhana seperti itu. Apakah kalian tiba-tiba memiliki hobi berbeda, bergaul dengan orang-orang berbeda, atau yang sering terjadi, memiliki tujuan yang berbeda untuk masa depan? Hal ini bisa membingungkan, jadi kamu harus memikirkannya masak-masak. Jika kalian bisa menemukan cara untuk berkompromi dengan hal tersebut, maka tidak perlu sampai putus.
Tapi jika tidak, lebih baik putus sekarang daripada berakhir dengan jauh menyakitkan. Apakah kalian akan terpisah secara fisik ? Apakah salah satu dari kalian akan pindah ke tempat lain? Jika ya, pikirkan kembali dengan serius. Hubungan jarak jauh memang hal yang sulit, tapi selalu ada cara untuk menjaganya tetap bertahan. Lebih baik kamu mencobanya terlebih dahulu.
Apakah kepercayaan yang ada telah rusak? Apakah telah terjadi sesuatu yang membuatmu sulit atau tidak lagi mempercayai pacarmu? Apakah ia selingkuh, berbohong dan melakukan hal-hal yang membuatmu mempertanyakan orang macam apa ia sebenarnya? Jika ya, tanyakan pada dirimu apakah kamu bisa memaafkannya. Kalau bisa, kamu harus berusaha melupakan masa lalu yang buruk itu dan menfokuskan diri pada yang sekarang. Tapi kalau kamu tidak bisa memaafkannya, maka ucapkan selamat tinggal. Apakah kamu merasa bosan?
Apakah kamu merasa bosan berhubungan dengannya? Jika ya, jangan terlalu cepat memutuskan dia. Bosan bukanlah alasan yang kuat. Masih ada yang bisa kamu lakukan, misalnya berterus terang padanya dan minta waktu sejenak sendirian. Atau kamu bisa memikirkan hal-hal menyenangkan yang belum pernah kalian lakukan, misalnya kencan di tempat-tempat baru dan seru.
Jika kamu telah berpikir secara matang, dan keputusanmu sudah mantap untuk putus hubungan dengan dia, maka inilah langkah-langkah yang perlu kamu ikuti :
• Carilah waktu dan tempat khusus supaya kalian bisa bicara dengan privasi terjamin.
• Bersikaplah sopan, jangan putus dengannya via telepon, sms, e-mail, dsb. Kamu harus berhadapan langsung dengannya.
• Santai saja. Kamu toh melakukan hal yang benar , dan dia butuh tahu hal yang sebenarnya.
• Ceritakan kepadanya bahwa kamu merasa hubungan kalian sudah mencapai tahap dimana itu harus berakhir
• Berilah dia waktu untuk "mencerna" kata-katamu tadi.
• Jika dia mencoba untuk membujukmu untuk memberinya kesempatan lagi, dengarkan dia.
• Bilang padanya kalau kamu telah memikirkan hal ini berulang kali masak-masak dan akhirnya mengambil keputusan.
• Bilang padanya terus terang apa yang kamu inginkan terjadi setelah kalian putus (masih berteman, putus kontak sama sekali, dll)
• Dengarkan semua responnya. Hormati perasaannya akan tahap "baru" ini.
• Biarkan dia pergi jika dia merasa pembicaraan kalian sudah cukup.
Apapun yang kamu lakukan, jangan lupa untuk selalu bersikap jujur.Walau putus hubungan memang terkadang menyakitkan dan sulit sekali dihadapi, kejujuran bisa membuat kalian tidak menjadi "musuh", tapi malah bisa kembali berteman baik di masa depan.
Ingat pula bahwa kamu tidak perlu membuang waktu untuk mempertahankan hubungan yang tidak punya tujuan. Anggap saja ini halnya kamu mencabut plester dari kulitmu. Semakin cepat kamu mencabutnya, semakin sedikit rasa sakit yang akan kamu rasakan.
Bagaimana kita tahu apakah hubungan kita dengan si dia sudah tak ada harapan lagi ? Kapan kita tahu kalau kita harus mengakhiri hubungan tersebut? Berikut ini adalah hal-hal yang bisa membantumu memutuskan apa yang harus kamu lakukan. Apakah hubungan tersebut menyiksa? Apakah kamu ingin keluar dari hubungan itu karena membuatmu merasa tidak enak? Apakah pacarmu seringkali mengecewakanmu atau membuatmu merasa rendah diri misalnya dengan kata-kata pedasnya?
Jika hatimu mengatakan bahwa situasi hubunganmu sudah tidak sehat, maka kamu harus mendengarkannya. Apakah hubungan tersebut destruktif? Apakah hubungan itu merusak bagian-bagian lain dalam hidupmu? Apakah kamu menjadi tiba-tiba sering betengkar dengan keluargamu dan meninggalkan teman-temanmu?
Jika ya, maka hubunganmu tersebut bisa menghancurkan dirimu sendiri. Cepatlah keluar ! Apakah kamu khawatir akan citramu? Apakah ada sesuatu yang membuatmu merasa pacarmu itu tak pantas untukmu? Apakah teman-temanmu suka mengejeknya karena sesuatu hal tertentu (misalnya gaya pakaian, wajah, rambut, dll)? Jika ya, kamu perlu untuk berpikir lebih mendalam. Takut kalau citramu di depan publik memburuk karena bersamanya lalu memutuskannya, hal itu bisa jadi keputusan yang bakal kamu sesali.
Apakah orangtuamu tak setuju? Orangtua bisa keberatan akan pacar anaknya dengan berbagai alasan. Bagaimana pun juga, kamu tetap harus mendengarkan apa pendapat mereka sebelum mengambil keputusan apapun. Orangtua terkadang bisa melihat apa yang tidak bisa kamu lihat. Namun jika alasan mereka betul-betul tidak logis, kamu harus bisa mengungkapkan argumen-argumen yang tepat. Apakah kalian menjadi berubah karena menginjak dewasa?
Ya, hal ini bisa terjadi. Bahkan hubungan yang paling kokoh sekalipun bisa berakhir hanya karena hal sederhana seperti itu. Apakah kalian tiba-tiba memiliki hobi berbeda, bergaul dengan orang-orang berbeda, atau yang sering terjadi, memiliki tujuan yang berbeda untuk masa depan? Hal ini bisa membingungkan, jadi kamu harus memikirkannya masak-masak. Jika kalian bisa menemukan cara untuk berkompromi dengan hal tersebut, maka tidak perlu sampai putus.
Tapi jika tidak, lebih baik putus sekarang daripada berakhir dengan jauh menyakitkan. Apakah kalian akan terpisah secara fisik ? Apakah salah satu dari kalian akan pindah ke tempat lain? Jika ya, pikirkan kembali dengan serius. Hubungan jarak jauh memang hal yang sulit, tapi selalu ada cara untuk menjaganya tetap bertahan. Lebih baik kamu mencobanya terlebih dahulu.
Apakah kepercayaan yang ada telah rusak? Apakah telah terjadi sesuatu yang membuatmu sulit atau tidak lagi mempercayai pacarmu? Apakah ia selingkuh, berbohong dan melakukan hal-hal yang membuatmu mempertanyakan orang macam apa ia sebenarnya? Jika ya, tanyakan pada dirimu apakah kamu bisa memaafkannya. Kalau bisa, kamu harus berusaha melupakan masa lalu yang buruk itu dan menfokuskan diri pada yang sekarang. Tapi kalau kamu tidak bisa memaafkannya, maka ucapkan selamat tinggal. Apakah kamu merasa bosan?
Apakah kamu merasa bosan berhubungan dengannya? Jika ya, jangan terlalu cepat memutuskan dia. Bosan bukanlah alasan yang kuat. Masih ada yang bisa kamu lakukan, misalnya berterus terang padanya dan minta waktu sejenak sendirian. Atau kamu bisa memikirkan hal-hal menyenangkan yang belum pernah kalian lakukan, misalnya kencan di tempat-tempat baru dan seru.
Jika kamu telah berpikir secara matang, dan keputusanmu sudah mantap untuk putus hubungan dengan dia, maka inilah langkah-langkah yang perlu kamu ikuti :
• Carilah waktu dan tempat khusus supaya kalian bisa bicara dengan privasi terjamin.
• Bersikaplah sopan, jangan putus dengannya via telepon, sms, e-mail, dsb. Kamu harus berhadapan langsung dengannya.
• Santai saja. Kamu toh melakukan hal yang benar , dan dia butuh tahu hal yang sebenarnya.
• Ceritakan kepadanya bahwa kamu merasa hubungan kalian sudah mencapai tahap dimana itu harus berakhir
• Berilah dia waktu untuk "mencerna" kata-katamu tadi.
• Jika dia mencoba untuk membujukmu untuk memberinya kesempatan lagi, dengarkan dia.
• Bilang padanya kalau kamu telah memikirkan hal ini berulang kali masak-masak dan akhirnya mengambil keputusan.
• Bilang padanya terus terang apa yang kamu inginkan terjadi setelah kalian putus (masih berteman, putus kontak sama sekali, dll)
• Dengarkan semua responnya. Hormati perasaannya akan tahap "baru" ini.
• Biarkan dia pergi jika dia merasa pembicaraan kalian sudah cukup.
Apapun yang kamu lakukan, jangan lupa untuk selalu bersikap jujur.Walau putus hubungan memang terkadang menyakitkan dan sulit sekali dihadapi, kejujuran bisa membuat kalian tidak menjadi "musuh", tapi malah bisa kembali berteman baik di masa depan.
Ingat pula bahwa kamu tidak perlu membuang waktu untuk mempertahankan hubungan yang tidak punya tujuan. Anggap saja ini halnya kamu mencabut plester dari kulitmu. Semakin cepat kamu mencabutnya, semakin sedikit rasa sakit yang akan kamu rasakan.